Rabu, 11 April 2012

Pengaruh Penderitaan


Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.

Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain

Apabila sikap negative dan sikap positif ini dikonsumsikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berubah hambatan harus disingkirkan.

Penderitaan Dan Sebab-sebabnya


Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.

Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya

1. Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan Negeri supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.

2. Perbuatan buruk orang tua Arie hangar yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.

3. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisiny “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkonsumsikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.

Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak menyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu baru muncul setelah musibah yang membuat manusia menderita, misalnya :

1. Musibah Banjir dan tanah longsor di Lampung selatan muda bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang/musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.

2. Perbuatan lalai, mungkin kurang control terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan “Union cardibe” di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan mengalami cacaat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan peusahaan itu ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.

B. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / Azab Tuhan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / Azab Tuhan. Namu n kesabaran, Tawakkal, dan Optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :

1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya, ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata datinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhinya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

2. Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah siksa hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, sepeti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.

3. Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fi’aun bersama bla tentaranya mengejar nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyeberang laut merah, laut itu terbelah dan nabi Musa serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat di tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah itu tertutup lagi dan mereka semua tenggelam.


Sumber : Buku Ilmu Budaya Dasar Univ. Gunadarma